Rabu, 04 Desember 2013

PENDIDIKAN ALA RASULULLAH SAW MENANGKAL KORUPSI


               Korupsi saat ini tengah merajalela disemua kalanggan masyarakat,  seolah korupsi adalah barang halal yang bisa di gunakan oleh siapa saja termasuk remaja-remaja saat ini. Bagaimana tidak, kita berada di sistem pendidikan yang secara tidak langsung mengajari kita untuk terbiasa dengan perilaku KKN ini, sehingga setiap tindakannya itu sudah seolah adalah halal, bahasa gaulnya anak muda ‘biasa gitu’. Contohnya, ketika remaja-remaja hendak masuk ke tingkat pendidikan lebih tinggi seperti SMA, maka kebiasaan yang terjadi adalah Nepotisme yaitu mengandalkan ‘Dekkeng’ (bahasa Makassar: orang yang disogok biasanya keluarga atau kenalan) untuk bisa masuk ke SMA yang diinginkan, dan bahkan tingkat SMP/SLTP hal inipun terjadi apalagi tingkat perguruan tinggi. Dalam proses dekkeng-dekkengan ini kemudian bertaut kawan-kawannya Nepotisme yaitu Kolusi dan Korupsi. Hal seperti ini sudah menjadi hal yang biasa dan menjadi rahasia bersama. Hal-hal seperti inilah yang kemudian membuat anak-anak kita dan masyarakat belajar sejak dini untuk KKN sampai pada tingkat terbiasa.
            Dan amat sangat disayangkan, kasus seperti ini orang tua-lah yang memerankan peran ini dengan begitu lihai, padahal kita tahu bahwa orang tua adalah sumber ilmu pertama bagi anak-anak. Dan sikap inilah yang kemudian dijadikan contoh oleh anak-anak kita dalam hidupnya, jadi jangan heran jika kelak kita mendapati anak-anak kita duduk dipemerintahan atau jabatan yang tinggi kemudian mereka melakukan yang namanya Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.
            Orang tua memang menjadi gerbang pertama karakter anak. Seperti apa orang tuanya maka seperti itulah anaknya. Di dalam masyarakat, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan negetif yang orang tua contohkan/biasakan yang bisa menumbuh suburkan benih-benih korupsi. Contohnya, ketika orang tua menyuruh anak membeli sesuatu di pasar/toko, misalnya Ia memberikan uang Rp50.000, sementara barang yang dibeli hanya Rp30.000 jadi masih ada sisinya Rp20.000, anak terkadang mengambil sisa uang tersebut tanpa memintanya terlebih dahulu pada orang tuanya, di tambah lagi orang tua tidak menegurnya. Dari sinilah kemudian timbul kebiasaan-kebiasaan mengambil tanpa meminta. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini akan terbawa ke lingkungan sekitarnya dan bisa jadi makin besar dan mengakar hingga kemudian saat si anak duduk di bangku kerja maka hal ini akan terbawa sebagai karakter pribadinya. Inilah akar permasalahan korupsi tersebut di Negara kita tercinta, Indonesia.
            Korupsi yang terjadi di Negara kita ini sudah pada tingkat parah. Kerugian yang ditimbulkan dampaknya sistemik, pada seluruh sector kehidupan. karna itu harus segera di tangani dengan baik, oleh sistem yang baik, untuk melahirkan orang-orang yang benar.
            Maka, orang pertama yang harus melakukan hal ini adalah para orang tua. Orang tua harus punya pendidikan akhlak yang baik untuk bisa memberikan contoh-contoh yang  baik pula untuk anak-anaknya. Anak-anak meniru dan mencontoh tingkah laku orang tuanya, ketika orang tua mengeluhkan buruknya sikap anak-anaknya sesungguhnya orang tua sedang mengeluhkan sikapnya sendiri. Dalam hal ini bisa kita katakana pada orang tua ‘’seandainya anda mau memperbaiki sikap anda terlebih dahulu, niscaya anak-anak anda akan menjadi baik dengan sendirinya. Bukankah cabang bagian dari pohonnya. Jika orang tua membiasakan diri bersikap jujur, disiplin, menepati janji, berbakti kepada orang tua, silaturahmi, dan amanah mereka akan menghasilkan anak-anak yang seperti itu pula’’.
            Bertolak dari sistem pendidikan Nabiullah SAW. pendidikan akhlak itu adalah pendidikan pertama dan utama untuk anak-anak. Sejak dini beliau mengajarkan kejujuran dan kedisiplinan kepada anak-anak dengan cara sholat. Sholat disini adalah induk pendidikan. Dalam menerapkan pendidikan ini Nabiullah SAW selalu berangkat dari Al-Qur’an, karna Al-Qur’an adalah sumber segala ilmu.
            Nabiullah SAW. mencontohkan sistem pendidikan yang komplit, penggabungan antara akhlak mulia dan ilmu pengetahuan. Jadi ilmunya dapat, karakterknya juga dapat. Sehingga hal ini secara langsung dan tidak langsung akan memfilter yang namanaya KKN dan menjadikan karakter anak, karakter anti korupsi.  
            Sistem pendidikan ala Nabiullah SAW. yang kita butuhkan sekarang ini. Sistem pendidikan Islam. Yang berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Nabiullah SAW. menawarkan sistem pendidikan yang yang tepat dan mengena, Beliau memerintahkan untuk menuntut ilmu, beliau terjun langsung untuk melakukan pengarahan dan bercerita untuk membuat perumpamaan. Beliau juga melakukan dialog dan negosiasi dalam proses untuk mendidik sehingga logika anak terbentuk dan bisa mengambil keputusan yang tepat. Nabiullah SAW. terkenal dengan senyumnya, candaanya yang selalu ia terapkan dalam proses pengajaran agar terjadi dinamika belajar sehingga tidak membosankan, Jaris berkata: ‘’Rasulullah SAW. tidak pernah menolak menemuiku semenjak aku masuk islam. Dan setiap kali melihatku beliau selalu tersenyum kepadaku’’ (Shahih Ibnu Hibban, 16/175: dalam Cara Nabi SAW. Mendidik Remaja ABG hal: 116). Dan yang terpenting adalah Beliau tegas dank keras saat melihat pelanggaran. Nabiullah SAW bersabda: ‘’Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu binasa karena apabila orang yang mereka hormati mencuri maka mereka membiarkannya; dan apabila orang yang lemah mencuri maka mereka menghukumna. Demi Allah, seandainya Fatimah binti Mumahmmad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya’’ (Al-Lu-lu’ Wal Marjan: dalam Cara Nabi SAW. Mendidik Remaja ABG Hal;122-123).
            Metode-metode seperti inilah yang kemudian kita butuhkan untuk pendidikan kita. Dan orang tua disini harus memahami betul metode-metode ini sebagai guru pertama untuk anak-anaknya. Muslim pertama yang dicontoh oleh anak-anaknya. Nabiullah SAW. penuh dengan kelembutan dan kasih sayang dalam mendidik sahabat-sahabatnya sehingga lahirlah sebuah generasi shalih yang merupakan generasi terbaik sepanjang masa. Itulah yang kemudian kita harapkan untuk Indonesia. Dengan sistem pendidika yang tepat dari orang tua sejak dini, lingkungan dan bangku sekolah maka insyaallah tidak ada lagi yang namanya Korupsi dan kawan-kawannya.